Senin, 18 Juli 2011

Sejarah Feng Shui dan Rumus Angka Kua

A. DEFINISI FENG SHUI
Feng shui (Mandarin: 風水) adalah ilmu topografi kuno Tiongkok yang mempercayai bagaimana manusia dan Surga (astronomi), dan Bumi (geografi), hidup dalam harmoni untuk membantu memperbaiki hidup dengan menerima Qi positif. Qi terdapat di alam sebagai energi yang tidak terlihat. Qi baik disebut juga nafas kosmik naga. jenis Qi ini dipercaya sebagai pembawa rejeki dan nasib baik. namun ada pula Qi buruk yang disebut Sha Qi pembawa nasib buruk. terdapat berbagai aliran Feng Shui, di antaranya adalah Bintang terbang, waktu, dan topografi.


B. SEJARAH SINGKAT FENG SHUI
Ilmu Feng Shui yang kita kenal saat ini merupakan sebuah metamorfosis yang telah ada sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Tampaknya ilmu ini telah mengalami perubahan yang begitu besar jika kita lihat dari perkembangan jaman ke jaman. Berikut ini, kami berikan informasi sejarah perkembangan ilmu Feng Shui di Tiongkok yang telah diselidiki oleh para pakar sejarahwan kita dari jaman ke jaman :
1. Sebelum dinasti Qin - masa pembentukan (abad 16 - abad 2 sebelum Masehi)
Pada masa sebelum dinasti Qin ilmu Feng Shui dikenal dengan nama Bu Zhai, yaitu metode peramalan dengan menggunakan cangkang kura-kura untuk menilai sebuah lokasi menguntungkan atau tidak. Metode ini sama seperti dengan metode peramalan Yi Jing dan juga dikenal sebagai Xiang Di atau ada yang menyebutnya Xiang Zhai. Metode utama yang dipakai pada era ini masih sederhana sekali, yaitu :
a) Mengevaluasi bentuk - bentuk tanah dataran tinggi dan dataran rendah.
b) Kecukupan air disebuah lokasi tempat, serta pola aliran air.
c) Kualitas tanah, subur atau tidaknya.
d) Area lokasi dengan pusat kota.
e) Memenuhi syarat penghijauan (banyak tanaman / pohon) atau tidak.
Pakar - pakar yang ahli dalam ilmu ini waktu itu disebut dengan istilah Fang Shi, atau seseorang yang mempelajari ilmu alam dan ilmu metafisika.

2. Dinasti Qin dan Han - masa perkembangan (abad 2 SM - abad 2 Masehi)


Pada masa ini, ilmu Feng Shui mulai mengalami perkembangan yang mana mulai disebut dengan istilah Kan Yu. Kan Yu adalah sebuah istilah bahwa manusia mengerti kehendak alam semesta, sehingga dimana dia tinggal dia harus menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut tanpa ingin melawannya yang mana konsep ini terkenal dengan istilah "Tian Ren He Yi". Satu peristiwa penting yang bisa dicatat dalam masa ini adalah Feng Shui aliran bentuk dan aliran kompas mulai terpecah dan masing-masing mulai membentuk teorinya.
Pakar - pakar yang ahli dalam masa ini salah satunya adalah Huang Shi Gong dan Zhang Liang. Mereka juga ahli strategi militer yang membantu berdirinya dinasti Han.

3. Dinasti Wei dan Jin - Istilah Feng Shui dibentuk (abad 2 - abad 4 Masehi)


"Zang Feng De Shui, Cheng Sheng Qi" adalah perkataan yang konon ditulis oleh Guo Pu dalam bukunya yang berjudul Zang Shu. Guo Pu adalah seorang ilmuwan Taoisme yang juga seorang sastrawan tersohor waktu itu. Sedangkan kitab Zang Shu membahas mengenai bagaimana seseorang yang telah meninggal seyogyanya dimakamkan menurut kaidah-kaidah Feng Shui agar memberikan kemakmuran bagi anak-cucunya. Konsep utama dari kitab Zang Shu rupanya telah mengilhami banyak para pakar Feng Shui di masa-masa berikutnya.

4. Dinasti Sui, Tang, dan 5 dinasti - penyebaran ilmu Feng Shui di seluruh wilayah Tiongkok (abad 4 - abad 9 Masehi)
Pada masa ini ilmu Feng Shui telah mengalami banyak kemajuan dibanding dengan masa sebelumnya, karena :
a) Sistim kerajaan berupa Meritokrasi, yaitu siapa yang memiliki jasa akan dipromosikan oleh kerajaan, sehingga sistim ujian kenegaraan telah memiliki peranan yang sangat penting dan dalam ujian tersebut sudah tentu menyangkut ilmu alam termasuk Feng Shui yang kita kenal saat ini.
b) Yang Yun Song, seorang pustakawan dinasti Tang telah memformalisasikan aliran bentuk dengan istilah Xing Shi Pai atau ada yang menyebut aliran ini Jiangsi Pai.
c) Terciptanya konsep dasar Feng Shui, yang disebut dengan Huang Di Zhai Jing.
Pakar - pakar yang ahli dalam masa ini cukup banyak, antara lain : Qiu Yan Han, Si Ma Tou Tuo, Yang Yun Song, Ceng Qiu Ji, Ceng Wen Chan, Liao Yu, Huang Miau Ying dan masih banyak lagi lainnya.

5. Dinasti Song - masa keemasan Feng Shui (abad 9 - abad 12 Masehi)


Ada 3 peristiwa penting yang bisa diambil pada masa ini, yaitu :
a) Perbedaan antara Feng Shui aliran bentuk dan aliran kompas menjadi begitu nyata.
b) Penggunaan kompas Feng Shui, yang kita sebut dengan Luo Pan mulai umum.
c) Aliran kompas menjadi semakin populer daripada aliran bentuk, dan pada masa ini telah tercatat lebih dari 120 macam aliran Feng Shui kompas.
Pakar - pakar yang ahli dalam masa ini antara lain : Chen Xi Yi, Wu Jing Luan, Liao Jin Jing, Lai Wen Jun, dan masih banyak lagi lainnya.

6. Dinasti Yuan - masa kehilangan ilmu Feng Shui (abad 12 - abad 13 Masehi)
Ini adalah masa yang paling suram bagi ilmu Feng Shui, mengapa ? Karena pada masa ini, raja-raja dinasti Yuan adalah orang-orang Mongolia (bangsa asing) yang mana mereka menjajah Tiongkok dengan berusaha menekan kebudayaannya agar tidak dapat berkembang. Dalam dinasti ini banyak sekali buku-buku Feng Shui yang dibakar, sehingga kita kehilangan jejak selama hampir 100 tahun. Tidak ada satu pakar-pun yang tercatat pada masa ini.

7. Dinasti Ming dan Qing - Ilmu Feng Shui dipelajari oleh orang awam (abad 13 - 19 Masehi)
Setelah dinasti Yuan digulingkan dan berdirinya dinasti Ming, ilmu Feng Shui sudah mulai berkembang lagi, akan tetapi ilmu ini sudah dipelajari oleh banyak orang awam dan tidak terbatas pada kaum cendekiawan kerajaan saja. Pada masa ini ada beberapa peristiwa penting yang bisa dicatat :
a) Konsep San Yuan Jiu Yun (3 era 9 periode) mulai diperkenalkan.
b) Pembedaan antara aliran San He dan aliran San Yuan semakin jelas.
c) Teori-teori dan aliran Feng Shui semakin banyak yang berlawanan, membingungkan dan saling menjatuhkan.
4) Karena kehilangan masa 100 tahun dijajah oleh orang Mongolia, banyak aliran yang membawa kembali ideologi Feng Shui dinasti Song dan Tang tanpa latar belakang yang jelas dan saling berlawanan.
5) Pada dinasti Qing, Feng Shui bintang terbang menjadi semakin populer.
Pakar-pakar yang ada pada masa ini cukup banyak, antara lain : Liu Bo Wen, Leng Qian, Mu Jiang Chan Shi, Jiang Da Hong, Zhang Jiu Yi, Jiang Yao, Zhang Zhong Shan, Wen Ming Yuan, Ma Tai Qing, Shen Zhu Reng, Zhang Xin Yan, dan banyak lagi lainnya.

8. Berdirinya RRC - Ilmu Feng Shui dipelajari di seluruh dunia (abad 19 - sekarang)
Setelah berdirinya RRC, Feng Shui mulanya dianggap sebagai ilmu takhayul dan membodohkan rakyat sehingga praktek-praktek ini mulanya dilarang oleh negara selama 50 tahun lebih dan hanya dipraktekkan di negara Hong Kong, Taiwan, dan negara-negara Asia Tenggara. Karena pemerintah RRC saat ini masih bersikap skeptis terhadap ilmu ini (tidak dilarang maupun didukung), sedangkan para perantauan Tionghoa sudah menyebar luas diseluruh dunia, maka keadaan di luar negeri tenang-tenang saja dan dapat menyebarkan ilmu ini secara bebas. Sebagian dari mereka bertujuan untuk meneruskan kebudayaan dan tradisi, sedangkan sebagian yang lain bermaksud komersialisasi, sehingga dengan kemajuan teknologi informasi dan transportasi saat ini menyebabkan ilmu ini banyak mengundang peminat dari seluruh dunia tanpa batasan. Pakar-pakar modern yang tercatat pada masa sekarang (almarhum) antara lain : Tan Yang Wu, You Xi Yan, Rong Bai Yun, Kong Zhao Su.


C. Angka Kua
Dalam Feng Shui, setiap orang memiliki sudut atau arah bagusnya masing-masing sesuai dengan angka Kua yang dimilikinya. Angka kua terdiri dari angka 1 – 9 dan menyatakan apakah seseorang itu termasuk dalam kelompok kua Barat atau Timur. Dalam prakteknya, Feng Shui bukan hanya ramalan, namun harus dipraktekan agar sesuai dengan kondisi orang tersebut.


D. Rumus Angka Kua
Rumus untuk menentukan angka Kua yaitu:
Laki-laki : (100- 2 digit terakhir tahun lahir) : 9 = A sisa x (x = angka kua)
Perempuan : ( 2 digit terakhir tahun kelahiran – 4) : 9 = B sisa x (x = angka kua)
Dengan angka kua yang dimilikinya, seseorang dapat mengetahui arah baik dan buruk yang dimilikinya serta pengaruh baik dan buruk dia terhadap suatu ruangan yang ditempatinya.

John Hancock Center Building (Chicago, IL - USA)

John Hancock Center, Chicago, IL



Nama yang diambil untuk digunakan pada bangunan ini didapat dari nama tokoh yang fenomenal bernama John Hancock. Dia pada awalnya adalah seorang saudagar penjual sirop gula. Mungkin terdengar sangat sederhana, namun di berhasil menjual sebanyak 1.5 juta gallon sirup gula ke Amerika. Tidak berhenti sampai disitu, kemudian ia terpilih menjadi Presiden ketiga pada Kongres Kontinental pada tahun 1775. Tanda tangannya pun menjadi sangat terkenal karena merupakan salah satu tanda tangan yang terdapat pada Declaration of Independence (Deklarasi Kemerdekaan).


Tahun 1780, ia menjadi Gubernur pertama di Massachusetts. Kemudian ia meniggal pada umur 56 tahun tgl. 8 Oktober 1793. Dari sejarah inilah maka namanya diadopsi menjadi nama sebuah bangunan fenomenal di Chicago, IL.
Pembangunan John Hancock Center, Chicago, IL dimulai pada tahun 1965 dan selesai pada tahun 1969. Bangunan setinggi 344 m ini didesain oleh Bruce Graham, seorang anggota perusahaan firma terbesar di Amerika yaitu SOM (Skidmore, Owings, Merill).Untuk bidang konstruksinya dipercayakan kepada Fazlur Khan yanh merupakan anggota dari Group SOM juga. Perusahaan yang dipercaya sebagai kontraktor pembangunannya adalah Tishman Construction Co. Pengembangnya adalah John Hancock Insurance. Pembuatan elevator/lift dipercayakan kepada Otis Elevator Company.


John Hancock Center terletak di 875 North Michigan Avenue. Setelah pembangunan selesai pada tahun 1969, John Hancock Center menjadi bangunan tertinggi di dunia(tanpa bangunan-bangunan yang ada di New York City). Bangunan ini juga menjadi bangunan tertinggi keempat di Chicago dan tertinggi keenam di USA, setelah Sears Tower, Empire State Building, The Bank of America Tower, The Trump Tower, dan The Aon Center.

STRUKTUR
Struktur yang digunakan pada John Hancock Center :


Struktur x-bracing merupakan komponen struktur yang paling unik yang terdapat pada bangunan yang terletak di Chicago,IL. Bangunan dengan ketinggian mencapai 344 m ini memakai struktur x-bracing karena dengan adanya struktur tersebut, maka tidak diperlukan kolom-kolom utama di bagian dalam bangunan.
X-bracing berfungsi sebagai pengikat antar kolom dan plat lantai pada bangunan tingkat tinggi karena bangunan tingkat tinggi rentan akan gaya yang ditimbulkan oleh angin dan gempa bumi(sewaktu-waktu).
Sistem struktur x-bracing diinovasikan oleh Fazlur Khan. Fungsi dari system struktur ini berguna agar bangunan ini lebih kaku dan tetap pada posisinya bila sewaktu-waktu terkena angina atau gempa bumi. Sistem ini bekerja dengan cara mengikat kolom-kolom utama pada bangunan dan juga mengikat plat di tiap lantainya. Otomatis Kolom utama, Plat lantai, dan X-bracing menjadi satu kesatuan dalam mendukung berdirinya suatu bangunan. Inovasi ini membuat bangunan John Hancock Center memiliki ketinggian yang fenomenal pada masanya(karena pada waktu itu belum banyak bangunan yang mampu mencapai ketinggian seperti John Hancock Center).
Sistem struktur x-bracing juga tampil sebagai keunikan tersendiri bagi John Hancock Center, karena x-bracing diekspos strukturnya sehingga terlihat dari luar, hal ini membuat John Hancock Center tampil sebagai bangunan yang unik.


MATERIAL
Material yang digunakan pada John Hancock Center :


1. Baja
Baja merupakan unsur utama yang terdapat pada bangunan John Hancock Center. Pada bangunan ini baja selain digunakan sebagai struktur konstruksi juga diekspos sebagai fasade/tampak dari bangunan yang memiliki ketinggian 344 m.
Baja merupakan logam alloy yang komponen utamanya adalah besi dan karbon sebagai pengaloy utamanya. Baja digunakan pada struktur ini karena baja memiliki tingkat kekuatan yang lebih besar dibanding material lainnya.
Struktur x-bracing juga menggunakan baja sebagai komponen utamanya, karena struktur x-bracing membutuhkan suatu material yang memiliki sifat mudah untuk dikonstruksikan dan tahan terhadap pembebanan dari luar.

2. Beton
Beton merupakan bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregate dan pengikat semen.
Beton merupakan bahan kuat tekan. Pada John Hancock Center beton digunakan untuk sebagian plat lantai (setengah ke atas).

3. Kaca
Kaca merupakan gabungan dari beberapa oksidan organic yang tidak mudah menguap, yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir, serta berbagai penyusun lainnya.

Fotografi Arsitektural Kampus G Univ. Gunadarma





Selasa, 31 Mei 2011

Soccer City Stadium, Johanesburg, South Africa

Tentunya masih terbayang akan peristiwa setahun lalu, perhelatan sepak bola terbesar di dunia, Piala Dunia yang digelar di kota safari, Afrika Selatan.



Negara Nelson Mandela ini pun dinilai berhasil dalam menyelenggarakan event empat tahunan ini, dari infratstruktur hingga olahraga, seperti stadion. Terdapat 10 stadion megah yang dijadikan tempat pertandingan hingga final piala dunia. Banyak stadion megah berada di Afrika Selatan, salah satunya adalah Soccer City Stadium yang berada di kota Johannesburg. Stadion ini juga pada akhirnya menjadi stadion laga final piala dunia antara spanyol melawan belanda (tim favoritku).

Arsitektural:
Stadion ini merupakan stadion internasional pertama yang didirikan di Afrika Selatan dan diberi nama FNB dengan kapasitas 80.000 orang. Saat akan menggelar perhelatan piala dunia, stadion milik Federasi Sepak Bola Afrika Selatan ini dipugar total hingga bertambah kapasitas menjadi 94.700 orang.
Awalnya stadion ini dibangun pada tahun 1986 - 1989. Pemugaran stadion ini dipimpin oleh arsitek Schlaich Bergermann.







Keunikannya yaitu jelas terlihat pada malam hari. Stadion ini akan menyala seperti kerlap-kerlip bintang.
Stadion megah ini ternyata menolak mengambil bentuk modern, namun sebaliknya ke dasar tradisi dan budaya asli setempat.



Bangunan ini mengambil bentuk pot tembikar Afrika (calabash)yang memang berbentuk labu. Bagian luar "pot" raksasa ini dilapisi dengan desain mosaik yang menggambarkan warna api dan bumi dengan sebuah cincin di sekeliling bagian bawah yang menggambarkan api sedang membakar pot tersebut. Suasana akan semakin dramatis ketika lapisan dinding mosaik itu disapu cahay-cahaya lampu sorot.


(sumber lain: wisatamelayu.com)

Mesjid Tua Wapauwe, Kaitetu - Ambon

Wapauwe berasal dari kata 'wapa' yang artinya 'di bawah' dan 'uwe' yang merupakan nama 'pohon mangga'. Pada awalnya mesjid ini memang didirikan dibawah sebuah pohon mangga. Mesjid tua wapauwe berdiri pada tahun 1414 di Wawane, dan sangat terkait erat dengan perkembangan islam di jazirah Hitu. Meskipun sudah berusia berabad-abad, namun mesjid ini masih digunakan sebagai tempat beribadah oleh masyarakat setempat.






Arsitektural Mesjid:
Seluruh bahan bangunan mesjid ini adalah dari batang pohon sagu dan dikonstruksi tanpa menggunakan paku. Sagu merupakan bahan pokok utama di Maluku selain beras (nasi).
Atap yang digunakan adalah atap rumbia (daun sagu) yang masih dipertahankan hingga saat ini.



Selain itu struktur kolom-kolom kayu pada mesjid ini masih sangat kokoh dan tidak terlihat lapuk pada kayu-kayu tersebut.
Karan perawatan yang baik, di dalam mesjid ini masih terdapat benda-benda bersejarah semenjak pertama kali dibangun seperti bedug, Al-Quran tulisan tangan, timbangan beras fitrah dan anak timbangan berupa batu yang beratnya 2,5 kg, dan sebuah logam berukir relief arab pada dinding mesjid. Seluruh benda peninggalan ini masih bisa difungsikan dengan baik terutama bedug.













Tambahan baru pada dalam ruangan mesjid ini adalah tempat wudhu, karpet, kipas angin, dan aliran listrik untuk penerangan
Diharapkan bangunan mesjid ini tetap dirawat dan dilestarikan untuk generasi muslim di Maluku. Perannya sebagai mesjid tertua dapat menjadi teladan bagi umat Muslim di kota Ambon. Kekokohan bangunannya pun tetap dijaga, karena bentuk bangunan dari mesjid ini sangat mencirikan bentuk bangunan mesjid asli Maluku. Begitupula dengan material konstruksinya yang menggunakan material sederhana dan asli Maluku, seperti berkonstruksi batang pohon sagu dan beratap rumbia (daun sagu yang dikeringkan).


(sumber lain: wisatamelayu.com)

Benteng Victoria di Ambon, Maluku

Pada masa penjajahan dulu, kota Ambon merupakan salah satu kota yang juga memberikan peranan besar melalui pahlawan-pahlawan daerah. Selain itu Belanda dan Portugis juga menduduki kepulauan Maluku cukup lama. Hal ini dapat dilihat dengan terdapat beberapa benteng bekas peninggalan penjajahan Belanda maupun Portugis. Salah satunya adalah Benteng Victoria yang berada di dalam kota Ambon.
Benteng Victoria adalah tempat bersejarah yang terletak di pusat kota Ambon. Benteng tertua di kota Ambon ini dibangun oleh Portugis pada tahun 1775, kemudian diambil alih oleh Belanda pada saat Belanda menduduki kota Ambon. Belanda kemudian mengambil alih benteng ini sebagai pusat pemerintahan di kota Ambon.
Benteng ini dijadikan pusat pemerintahan karena berada strategis, yaitu dekat dengan pelabuhan yang digunakan sebagai jalur perhubungan antar pulau. Melalui pelabuhan ini pula, kapal-kapal Belanda mengangkut rempah-rempah dari bumi Maluku untuk diperdagangkan ke negara-negara lain di benua Eropa. Benteng ini juga digunakan sebagai pertahanan untuk menghadapi perlawanan menghadapi masyarakat pribumi. Tepat di depan benteng ini, pahlawan nasional yang berdarah Maluku, Thomas Matulessy atau lebih dikenal sebagai Pattimura, digantung mati pada tanggal 6 Desember 1817.

Arsitektural Benteng:
Didalam benteng ditemui sisa-sisa meriam berukuran raksasa. Di dalam bangunannya, terdapat beberapa kamar. Di dalam beberapa kamar terdapat patung berukir yang terbuatd ari kayu, peta perkembangan kota Ambon dari abad XVII hingga abad IX.
Selain itu, terdapat pula beberapa lukisan pada jaman penjajahan Belanda di Maluku.
Selain itu pula terdapat gerbang besar yang terbuat dari beton kokoh pada sisi depan benteng atau yang disebut Boulevard Victoria yang berhadapat langsung dengan bibir pantai Honipopu. Namun kekokohan benteng ini tidak dirawat dengan baik oleh pemerintah setempat sehingga terlihat tidak terawat dimakan usia.







Kini lokasi benteng ini dijadikan sebagai kompleks kesatuan TNI setempat, namun identitas dari benteng ini berusaha dipertahankan.



Banyak identitas arsitektural kolonial yang bisa ditemui di benteng ini dari kokohnya bangunan-bangunan dan gerbang, namun terlihat sangat tidak terawat. Sehingga kesan arsitektural semakin terkikis dan perlahan menghilang.



(sumber lain: wisatamelayu.com)

Kepadatan Jalan Raya Margonda



Jalan Margonda merupakan akses jalan utama Jakarta – Depok maupun Bogor – Depok, oleh karena ini jalan ini setiap hari selalu ramai oleh kendaraan beroda empat maupun kendaraan beroda dua. Semakin parahnya Kemacetan yang terjadi akhir-akhir ini di jalan Margonda Raya, semakin diperparah dengan kurangnya fasilitas penyeberangan untuk masyarakat.




Padatnya kendaraan yang melintas sangat menyulitkan masyarkat untuk melintas. Sepanjang jalan Margonda, terlihat hanya 2 buah jembatan penyeberangan, yaitu tepat di depan Margo City dan Depok Town Square, dan depan Plaza Depok. Hal ini sangat tidak menguntungkan masyarakat karena ruas jalan yang cukup panjang ini hanya tersedia dua buah fasilitas jembatan penyeberangan. Fasilitas zebra cross yang berada pada titik-titik tertentu juga terasa sangat tidak efektif, mengingat laju kendaraan yang padat dan kencang.



Pemerintah sebaiknya tanggap dan cepat dalam menangani masalah perkotaan ini, dengan menambahkan jumlah fasilitas jembatan penyebrangan, sehingga memudahkan masyarakat Depok. Karena jika dibiarkan lebih lanjut lagi maka yang menjadi korban adalah pedestrian/para pejalan kaki.

.