Rabu, 24 November 2010

Analisis Bangunan Publik Dengan Menggunakan Metode Kritik Tipikal

Definisi Metode Tipikal :
Suatu norma yang didasarkan pada model yang digenralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik.

Objek yang dianalisis:
OLD HOUSE Coffee – Margo City, Jl. Margonda Raya – Depok



Objek pembanding sejenis:
BATAVIA Cafe – Taman Fatahillah Jl. Pintu Besar Utara Jakarta Kota - Jakarta




OLD HOUSE COFFEE: Pada jaman dulu, trademark-nya Pondok Cina yaitu Rumah Tua Pondok Cina. Sepintas rumah tersebut tampak sederhana. Arsitekturnya bergaya Indies. Namun nilai sejarah yang dimilikinya sangat berharga. Sebab, Rumah Tua Pondok Cina sangat identik dengan sejarah panjang keberadaan etnis Tionghoa di Depok. Situs tersebut merupakan saksi sejarah bagaimana etnis ini berusaha tetap eksis di wilayah Depok sekitar abad ke-18. Akhirnya tanah tersebut dibeli seorang warga Tionghoa bermarga Tan. Konon keluarga marga Tan inilah yang kemudian membangun Rumah Tua Pondok Cina serta menyediakan lahan pekuburan bagi keluarga dan penduduk sekitar. Kini, Rumah Tua Pondok Cina telah masuk dalam bagian Margo City, sebuah mal besar yang berdiri di Jalan Margonda Raya. Meski arsitekturnya tak berubah, namun Rumah Tua Pondok Cina telah berubah menjadi sebuah café.

BATAVIA CAFE: Bangunannya didirikan antara tahun 1805 dan 1850; merupakan bangunan kedua di daerah Taman Fatahillah ini setelah Town Hall (sekarang Museum Sejarah Jakarta). Pernah berfungsi sebagai rumah tinggal, gudang, kantor, art gallery dan café (sekarang).


- STRUKTUR BANGUNAN
OLD HOUSE COFFEE
Fasade : Kaca dan Beton
Struktur : Beton
Lantai : Keramik

BATAVIA CAFE
Fasade : Kaca, Kayu, Beton
Struktur : Beton
Lantai : Keramik dan Kayu


- SISTEM UTILITAS
OLD HOUSE COFFEE
Sistem Utilitas terlihat baik dan terawat. AC, air, listrik, berjalan dengan lancar dan kebersihannya sangat terawat baik di dalam cafe maupun di luar cafe.

BATAVIA CAFE
Sistem Utilitas terlihat sangat terawat, hanya saja pada bagian luar, tampak tumpukan mesin AC sangat menganggu fasade dari face ini sendiri.


- INTERIOR BANGUNAN
OLD HOUSE COFFE
Pada bagian dalamnya, terlihat bagian dapur yang dibuat terbuka, dengan pelayanan yang baik. Suasana pada bagian dalam cafe terkesan nyaman degan adanya beberapa sofa untuk menambah kesan cozy pada cafe ini. Jika kita masuk lebih dalam makan terdapat ruangan dengan furniture meja dan kursi jaman dulu dengan material kayu. Selain itu pula terdapat foto-foto daerah-daerah di Jakarta pada jaman dulu yang ditata dengan baik di sepanjang dinding cafe.





BATAVIA CAFE:
Terlihat dengan jelas sekali bahwa cafe ini masih mempertahankan kesan kolonial dan tempoe doeloe-nya. Furniture yang digunakan, seperti meja, kursi, dan bentuk bar masih dipertahankan dengan kesan tempoe doeloe. Selain itu juga, bentuk sofa-sofa yang ada juga dipertankan kesan sofa pada jaman dulu. Lampu dan berbagai fasilitas pendukung juga mengesankan kesan eropa pada jaman dulu. Sama halnya dengan Old House Coffee, pada dinding cafe ini juga terdapat banyak foto-foto dari bintang film, politicians, historic figures, dll.










- FUNGSI BANGUNAN
OLD HOUSE COFEE:
Pada jaman dulu Old House Coffee adalah sebuah tempat tinggal yang dimiliki oleh seorang saudagar berdarah Tionghoa, dan gedung ini menjadi trademark daerah tersebut (Pondok Cina). Semakin berkembangnya jaman, kini area bangunan itu telah menjadi milik pengembang kawasan yang telah merubahnya menjadi area pusat perbelanjaan. Untuk mempertahankan sejarah, bangunan ini dipertahankan dan dialihfungsikan menjadi cafe hingga saat ini.

BATAVIA CAFE:
Bangunan ini dibangun pada jaman penjajahan Belanda. Oleh karena itu letaknya di kawasan Batavia, yang pada saat itu merupakan pusat pemerintaan Belanda. Bangunan ini awalnya berfungsi sebagai rumah tinggal, namun seiring dengan perkembangannya bangunan ini beralih fungsi menjadi gudang, hingga kantor, art gallery dan pada akhirnya sampai saat ini berfungsi sebagai café.


- BENTUK BANGUNAN
OLD HOUSE COFFEE:
Bangunan ini bergaya indies dengan penggunaan beton kolom yang dominan. Bentuknya terkesan sederhana, karena pada awalnya digunakan untuk tempat tinggal.Dengan bentuk jendela yang besar, dan permainan kolom beton, membuat rumah ini memiliki ciri tersendiri. Bentuknya pun dipertahankan hingga saat ini tanpa merubah fasadenya.



BATAVIA CAFE:
Pada bagian depan exterior café ini terlihat antik, dengan arsitektur khas peninggalan jaman kolonial Belanda. Kanopi hijau dengan jalusi kayu dilantai 2 membuat café ini terlihat indah. Permainan ukiran kayu pada jalusi jendela cafe ini mempercantik bentuk fasade gedung, demikian pula dengan kanopi hijau yang menjadi ciri khasnya. Pintudan jendela kaca yang masih terkesan tempoe doeloe pun menjadi ciri dari cafe itu sendiri.




- KESIMPULAN:
Dari hasil analisis dengan kritik metode tipikal maka terlihat dengan jelas bahwa Old House Coffee ini sendiri memiliki kriteria yang cukup untuk menjadi bangunan publik dengan inspirasi dari Batavia Cafe itu sendiri. Kesan “tempoe doeloe” sudah bisa dirasakan oleh pengunjung dari melihat fasade bangunan Old House Coffee hingga masuk ke dalamnya, hanya saja terdapat beberapa furniture pada interior cafe ini yang harus diperhatikan agar kesan “jaman dulu” yang ingin diperlihatkan kepada pengunjung cafe menjadi semakin nyata. Nilai-nilai perancangan exterior dan interior dari Batavia Cafe dapat menjadi patokan untuk membuat sebuah cafe yang unik dan nyaman, meksipun berada pada bangunan tua dan memiliki furniture pada jaman dulu, namun hal tersebut dapat membuat pengunjung semakin tertarik untuk masuk ke dalamnya, dan menjadi terlanjur betah untuk keluar dari dalam bangunan cafe tersebut.

Sabtu, 15 Mei 2010

KESESAKAN dan KEPADATAN

1. Apakah Kesesakan Itu?
Kesesakan memiliki hubungan dengan kepadatan (density), yaitu banyaknya jumlah manusia dalam suatu batas ruang tertentu . Makin banyak jumlah manusia berbanding luasnya ruangan, makin padatlah keadaannya.


2. Beberapa Pengertian
a. Hubungan antara Kesesakan dan Kepadatan
Kepadatan adalah ukuran jumlah orang per unit area. Dapat diterapkan untuk pengukuran dimana pun, tidak terikat. Kepadatan memiliki ciri objektif, tetapi tidak terlepas dari skala geografis. Sementara itu, kesesakkan mengacu pada pengalaman seseorang terhadap jumlah orang di sekitarnya. Berbeda dengan kepadatan yang objektif, kesesakan bukan merupakan rasio fisik, melainkan perasaan subjektif terhadap lingkungan sekitarnya.

Secara teoritis, kesesakan dan kepadatan dibedakan sebagai berikut. Stolkols (1972) menyatakan bahwa kepadatan (density) adalah kendala keruangan (spatial constraint). Sementara itu, kesesakkan (crowding) adalah respon subjektif terhadap ruang yang sesak (tight space).

Kepadatan memang merupakan syarat yang diperlukan untuk timbulnya persepsi kesesakan, tetapi bukanlah merupakn syarat yang mutlak harus ada. Misalnya pada pasar malam, atau pertunjukan bioskop, di lapangan atau tempat-tempat keramaian itu. Walaupun kepadatannya tinggi, orang tidak merasa sesak.
Kesesakan baru terjadi jika ada gangguan atau hambatan tertentu dalam interaksi sosial atau dalam usaha pencapaian suatu tujuan.

b. Kepadatan Sosial dan Kepadatan Spasial
Penelitian-penilitian membuktikan bahwa karena sifatnya yang subjektif, jenis kepadatan atau rasio jumlah orang per unit area dapat dibedakan dalam dua cara, yaitu kepadatan sosial dan kepadatan spasial. Loo (1973) dan Saegert (1974) mengemukakan bahwa pada manusia terdapat kepadatan sosial di samping kepadatan ruang/spasial.
Di sebuah ruangan pertemuan yang padat dengan pengunjung misalnya, kepadatan itu bisa disebabkan oleh persepsi bahwa ruangannya terlalu sempit untuk jumlah undangan (kepadatan ruang), tetapi bisa juga karena persepsi bahwa undangannya terlalu banyak untuk ruangan ini (kepadatan sosial).

c. Kepadatan Dalam dan Kepadatan Luar
Kepadatan dalam adalah rasio jumlah individu di dalam bangunan, sedangkan kepadatan luar adalah rasio individu dalam ruang di luar bangunan. Holahan mengklasifikasikan kepadatan sebagai berikut.
-Kepadatan pedesaan, yaitu kepadatan di dalam rumah tinggi, tetapi kepadatan di luar rendah.
-Kepadatan di pinggiran kota, yaitu kepadatan di dalam ataupun di luat rumah rendah.
-Kepadatan permukiman mewah, di kota besar, yaitu kepadatan di dalam rendah, di luar rumah tinggi.

d. Kepadatan VS Kedekatan
Kepadatan dalam dan luar dilihat para ahli sebagai usaha awal untuk pengukuran faktor lain, yaitu berapa banyak orang yang ada dan seberapa dekat keberadaan mereka.


3. Pengaruh pada Kesesakan
Faktor sosial yang mempengaruhi rasa kesesakan adalah kualitas relasi di antara orang-orang yang harus berbagi ruang tersebut. Kesesakan akan semakin terasa apabila kerumunan orang yang berada di sekitar kita tidak kita kenal. Karena itu, kesesakan yang dirasakan terkait dengan harapan seseorang atau relasi terhadap orang lain di sekitarnya.
Kesesakan juga dipengaruhi oleh jumlah dan tipe informasi yang diperoleh seseorang sebelum atau selama mengalami kepadatan tinggi. Mereka yang tidak menerima informasi sama sekali atau mendapat pesan mengenai reaksi emosional.
Tatanan ruang di dalam bangunan atau pun di luar bangunan juga mempengaruhi kesesakan. Sebuah asrama yang memiliki lorong panjang, menimbulkan kesesakan dan stres bagi penghuni dibandingkan lorong yang pendek. Tinggal di hunian bertingkat banyak menimbulkan kesesakan yang lebih besar dibandingkan dengan di hunian bertingkat rendah. Penghuni yang tinggal di lantai yang lebih tinggi tidak terlalu merasa sesak dibandingkan dengan yang tinggal di lantai bawah (Schiffenbauer, 1979). Hal ini mungkin terjadi karena lebih sedikit tamu yang menuju ke aras atau karena pemandangan dari jendela lantai atas lebih luas dan lebih terang.


4. Dampak Kepadatan pada Manusia
Pengaruh personal, sosial dan fisik dapat menyebabkan seseorang merasa sesak. Kepadatan tinggi tidak hanya menyebabkan seseorang merasa sesak, tetapi juaga menyebabkan dampak sebagai berikut.
a. Dampak penyakit dan patologi sosial atau penyakit kejiwaan. Meskipun tidak selalu kepadatan tinggi berarti meningkatnya patologi sosial.
b. Dampak pada tingkah laku sosial, yaitu agresi, menarik diri dari lingkungan sosial, cenderung melihat sisi negatif orang lain.
c. Dampak pada hasil usaha dan suasana hati. Hasil usaha yang menurun dan suasana hati yang cenderung murung.
Konsekuensi lain dari kepadatan tinggi adalah persepsi bahwa kontrol seseorang menjadi rendah karena kita harus berbagi sumber dan mengambil keputusan bersama dengan lebih banyak orang jika kepadatan meningkat.



(Sumber: ARSITEKTUR dan PERILAKU MANUSIA, karya Joyce Marcella Laurens)

Sabtu, 10 April 2010

PRIVASI MANUSIA

1. APAKAH PRIVASI ITU?
Privasi adalah keinginan atau kecenderungan pada diri seseorang untuk tidak diganggu kesendiriannya. Dalam ilmu psikoanalis, privasi berarti dorongan untuk melindungi ego seseorang dari gangguan yang tidak dikehendakinya.
Privasi merupakan suatu proses yang sangat penting dalam hidup manusia. Untuk mendapatkan privasi, seseorang harus terampil, membuat keseimbangan atara keinginannya dengan keinginan orang lain dan lingkungan fisik di sekitarnya. Amos (1977) mengemukakan bahwa privasi adalah kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk mengendalikan interaksi mereka dengan orang lain, baik secara visual audial, maupun olfaktori untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Iriwin Altman (1975), seorang tokoh psikologi lingkungan, dalam gagasannya mengenai privasi mendefinisikan privasi sebagai kontrol selektif dari akses pada diri sendiri maupun kelompok.

2. JENIS PRIVASI
Holahan (1982) pernah membuat alat untuk mengukur kadar dan mengetahui jenis privasi dan ia mendapatkan bahwa ada enam jenis privasi, yang terbagi dalam dua golongan.

a. Golongan pertama adalah keinginan untuk tidak diganggu, secara fisik. Golongan ini terwujud pada tingkah laku menarik diri.
- Keinginan menyendiri (solitude). Privasi dapat diperoleh karena dibatasi oleh elemen tertentu sehingga bebas melakukan apa saja dan bebas dari perhatian orang lain.
- Keinginan menjauh (seclusion) dari pandangan dan gangguan suara tetangga atau kebisingan lalu lintas
- Keinginan intim dengan orang-orang (intimacy). Misalnya, dengan keluarga atau orang tertentu saja seperti kekasih, tetapi jauh dari semua orang lainnya. Privasi diperoleh tidak pada lingkunngannya, tetapi dibangun di tengah-tengah kegiatan.

b. Golongan kedua adalah keinginan untuk menjaga kerahasiaan diri sendiri yang terwujud dalam tingkah laku hanya memberi informasi yang perlu (control of information) yaitu:
- Keinginan merahasiakan diri sendiri (anonymity). Privasi yang diperoleh ketika berada di antara sesama di daerah orang lain sehingga seseorang bebas berperilaku berbeda dengan yang biasa dilakukannya, tetapi tidak ingin diketahui identitasnya. Misalnya, dandanan para turis, dll.
- Keinginan untuk tidak mengungakapkan diri terlalu banyak kepada orang lain (reserve). Privasi ketika seseorang dapat mengontrol sepenuhnya kondisi bahwa ia tidak dapat dianggu dan ia yakin merasa ama karena memiliki barier psikologis terhadap adanya gangguan. Orang yang berada disekitarnya menghargai dirinya yang ingin membatasi komunikasi tentang dirinya dengan orang lain.
- Keinginan untuk tidak terlibat dengan para tetangga (not neighboring). Tidak suka kehidupan bertetangga.

3. TUJUAN PRIVASI
Privasi adalah kehendak untuk mengontrol akses fisik ataupun informasi terhadap diri sendiri dari pihak orang lain. Sementara itu, ruang personal adalah perwujudan privasi itu dalam bentuk ruang.
Dengan demikian, disimpulkan privasi memiliki tujuan, sebagai berikut:
a. Memberikan perasaan berdiri sendiri, mengembangkan identitas pribadi. Privasi merupakan bagian penting dari ego seseorang atau identitas diri. Solitude dan intimacy khususnya dapat digunakan seseorang untuk mengevaluasi diri, merenung bagaimana hidupnya telah berjalan, bagaimana hubungan dengan sesamanya, dan apa yang harus dilakukannya.
b. Memberi kesempatan untuk melepaskan emosi. Dalam kesendirian seseorang bisa berteriak keras-keras, menangis, memandang wajahnya sendiri di cermin, dan berbicara dengan dirinya sendiri.
c. Membantu mengevaluasi diri sendiri, menilai diri sendiri. Kurangnya kontrol atas lingkungan fisik ataupun sosial menimbulkan rasa kurangnya otonomi atau independensi seseorang. Lingkungan fisik dapat berperan sebagai mediator antara privasi dan kontrol.
d. Membatasi dan melindungi diri sendiri dari komunikasi dengan orang lain. Salah satu alasan seseorang mencari privasi adalah membatasi dan melindungi percakapan yang dibuatnya. Banyak hal yang ingin disampaikan tertahan penyampaiannya karena tidak ada tempat yang dianggap cukup privat untuk melindungi percakapn tersebut.


(Sumber: ARSITEKTUR dan PERILAKU MANUSIA, karya Joyce Marcella Laurens)

TERITORIAL MANUSIA

1. APAKAH TERITORIALITAS ITU?
Teritorialitas merupakan perwujudan ‘ego’ seseorang karena orang itu tidak ingin diganggu, atau dapat dikatakan sebagai perwujudan dari privasi seseorag. Jika kita amati lingkungan di sekitar kita dengan mudah, akan kita dapati indikator teritorialitas manusia seperti papan nama, pagar batas, atau papan pengumuman yang mencantumkan kepemilikan suatu lahan.
Julian Edney (1974) mendefinisikan teritorialitas sebagai sesuatu yang berkaitan dengan ruang fisik, tanda, kepemilikan, pertahanan, penggunaan yang eksklusif, personaliasi, dan identitas. Termasuk didalamnya dominasi, kontrol, konflik, keamanan, gugatan akan sesuatu, dan pertahanan.
Teritori berarti wilayah atau daerah dan teritorialitas adalah wilayah yang dianggap sudah menjadi hak seseorang. Misalnya, kamar tidur seseorang adalah wilayah yang dianggap sudah menjadi hal seseorang. Meskipun yang bersangkutan sedang tidur di sana dan ada orang yang memasuki kamar tersebut tanpa izinnya, ia akan tersinggung rasa teritorialitasnya dan ia akan marah. Contoh lain misalnya bangku-bangku di kantin. Apabila ada orang yang menempati tempat tersebut, kemudian ingin pergi sebentar untuk memesan makanan, atau pergi ke toilet, ia akan meninggalkan sesuatu seperti buku atau tas di atas meja, dengan harapan orang lain yang melihat ada buku atau tas disitu diharapkan tahu bahwa bangku tersebut sudah menjadi teritorinya sehingga tidak diduduki.
Dari uraian tersebut, dapat diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yag ada hubungannya dengan kepemilikan atau hak seseorang atau sekelompok orang atas suatu tempat atau suatu lokais geografis. Pola tingkah laku ini mencakup personalisasi dan pertahanan terhadap gangguan dari luar.

2. KLASIFIKASI TERITORIALITAS
Tingkah laku teritorialitas manusia mempunyai dasar yang agak berbeda dengan binatang karena teritorialitas manusia berintikan pada privasi. Sementara itu, fungsi teritorialitas pada hewan untuk mempertahankan diri, dorongan untuk mempertahankan hidup, dan mempertahankan jenis.
Tingka laku teritorialitas hewan ini, antara lain membuat atau mendiami tempat hunian, menyimpan bahan makanan di tempat tertentu, mencari atau mengumpulkan makanan dari area tertentu, dan melindungi anak-anaknya dari serangan makhluk lain. Dorongan yang mendasari tingkah laku teritori pada hewan ini dinamakan naluri teritori.
Teritorialitas pada manusia mempunya fungsi yang lebih tinggi daripada sekedar fungsi mempertahankan hidup. Pada manusia, teritorialitas ini tidak hanya berfungsi sebagai perwujudan privasi saja, tetapi lebih jauh lagi teritorialitas juga mempunyai fungsi sosial dan fungsi komunikasi.
Sebagai media komunikasi, teritori juga terbagi dalam beberapa golongan, klasifikasi teritori yang terkenal adalah klasifikasi yang dibuat Altman (1980) yang didasarkan derajat privasi, afiliasi, dan kemungkinan pencapaian.
a. Teritori Primer
teritori primer adalah tempat-tempat yang sangat pribadi sifatnya, hanya boleh dimasuki orang-orang yang sudah sangat akrab atau yang sudah mendapat ijin khusus. Teritori ini dimiliki oleh perseorangan atau sekelompok orang. Misalnya, ruang tidur atau ruang kantor.
b. Teritori Sekunder
Teritori sekunder adalah tempat-tempat yang dimiliki bersama oleh sejumlah orang yang sudah cukup saling mengenal. Kendali pada teritori ini tidaklah sepenting penggunaan dengan orang asing. Misalnya, ruang kelas, kantin kampus, ruang latihan olahraga, dll.
c. Teritori Publik
Teritori publik adalah tempat-tempat yang terbuka untuk umum. Pada prinsipnya, setiap orang diperkenankan untuk berada di tempat tersebut. Misalnya, pusat perbelanjaan, tempat rekreasi, lobi hotel, dan ruang sidang pengadilan yang dinyatakan terbuka untuk umum,
Kadang-kadang teritori publik dikuasai oleh kelompok tertentu dan tertutup bagi kelompok yang lain, seperti bar yang hanya untuk orang dewasa atau tempat-tempat hiburan yang terbuka untuk dewasa umum, kecuali anggota ABRI, misalnya.

Selain pengklasifikasian tersebut, Altman (1975) juga mengemukakan dua tipe teritori lain, yaitu objek dan ide. Meskipun keduanya bukan berwujud tempat, diyakini juga memenuhi kriteria teritori. Karena seperti halnya dengan tempat, orang juga menandai, menguasai, mempertahankan dan mengontrol barang mereka, seperti buku-buku, pakaian, motor, dan objek lain yang dianggap miliknya.
Selain itu, Lyman dan Scott (1967) juga membuat klasifikasi tipe teritorialitas yang sebanding dengan klasifikasi Altman. Namun, terdapat dua tipe yang berbeda, ytiu teritori interaksi (interactional territories) dan teritori badan (body territory).
Teritori interaksi ditujukan pada suatu daerah yang secara temporer dikendalikan oleh sekelompok orang yang berinteraksi. Misalnya, sekelompok anak yang masuk ke dalam lapangan bola ketika sedang ada pertandingan bola oprang dewasa, atau seorang anak kecil masuk dalam ruang kuliah yang tidak peruntukkan baginya.
Sementara itu, teritori badan dibatasi oleh badan manusia. Namun, batasannya bukanlah ruang maya, melainkan kulit manusia, artinya segala sesuatu mengenai kulit tanpa izin dianggap gangguan. Orang itu akan mempertahankan diri terhadap gangguan tersebut.

3. PELANGGARAN DAN PERTAHANAN TERITORI
Bentuk pertama pelanggaran teritori yang dapat diindikasi adalah invasi. Seseorang secara fisik memasuki teritori orang lain, biasanya dengan maksud mengambil kendali atas teritori tersebut dari pemiliknya. Misalnya, invasi Amerika atas Irak.
Bentuk kedua adalah kekerasan. Suatu bentuk pelanggaran yang bersifat temporer atas teritori seseorang. Biasanya tujuannya bukanlah untuk menguasai kepemilikannya, melainkan suatu bentuk gangguan. Tabrak lari dan pencurian, masuk dalam kategori ini. Kadang-kadang gangguan ini terjadi tidak dengan sengaja, misalnya ketika seorang anak laki-laki memasuki toilet wanita. Namun, bisa juga terjadi dengan sengaja, tanpa harus memasuki teritori secara fisik, misalnya pencurian atau gangguan pada data komputer di sebuah perusahaan, atau memasuki gelombang radio tertentu tanpa izin.
Bentuk ketiga adalah intimidasi. Seseorang menggangu teritori orang lain dengan meninggalkan sesuatu yang tidak menyenangkan seperti sampah, coretan, atau bahkan merusaknya. Misalnya, ketika seseorang menyewa sebuah rumah, dan meninggalkan barang-barang bekasnya.

4. TERITORIALITAS DAN PERILAKU
Teritorialitas berfungsi sebagai proses sentral dalam personalisasi, agresi, dominasi, memenangkan, koordinasi, dan kontrol.
a. Personalisasi dan Penandaan
Personalisasi dan Penandaan seperti memberi nama, tanda atau menempatkan di lokasi strategis, bisa terjadi tanpa kesadaran akan teritorialitas. Misalnya, membuat pagar atas, memberi papan nama yang merupakan kepemilikan. Penandaan juga dipakai seseorang untuk mempertahankan haknya di teritori publik, seperti nomor kursi di pesawat atau bisokop.
b. Agresi
Agresi biasanya terjadi apabila batas teritori tidak jelas. Pada tingkat yang lebih luas, misalnya teritori daerah atau negara, perang sudah sangat sering terjadi karena adanya agresi.
c. Dominasi dan Kontrol
Dominasi dan Kontrol umumnya lebih banyak terjadi pada teritori primer.


(Sumber: ARSITEKTUR dan PERILAKU MANUSIA, karya Joyce Marcella Laurens)

Sabtu, 27 Maret 2010

PERILAKU ARSITEKTURAL pada RUANG TERBUKA

Ruang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena manusia bergerak dan berada di dalamnya. Ruang tidak aka nada artinya jika tidak ada manusia, oleh karena itu titik tolak dari ruang harus selalu didasarkan oleh manusia.
Hubungan manusia dengan ruang dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Hubungan Dimensional (Antropmetrics)
Hubungan Dimensional adalah menyangkut dimensi-dimensi yang berhubungan dengan tubuh manusia dan pergerakannya untuk kegiatan manusia.
2. Hubungan Psikologi dan Emosional (Proxemics)

Hubungan Psikologi adalah hubungan ini menentukan ukuran-ukuran kebutuhan manusia. Hubungan kedua ini menyangkut persepsi manusia terhadap lingkungan sekitarnya.
Ruang umum merupakan bagian dari lingkungan juga yang memiliki pola. Ruang umum adalah tempat yang timbul karena kebutuhan akan tempat-tempat kebutuhan bersama. Dengan adanya pertemuan bersama dan relasi antara orang banyak, maka kemungkinan akan timbul bermacam-macam kegiatan di ruang umum terbuka atau dapat dikatakan pula bahwa: Ruang terbuka ini pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat menampuang kegiatan aktivitas tertentu dari warga lingkungan tertentu tersebut baik secara individu atau secara kelompok. Bentuk daripada ruang terbuka ini sangat tergantung pada pola dan susunan masa bangunan.

Menurut sifatnya, ruang umum dapat dibagi menjadi dua:
1. Ruang Umum Tertutup : yaitu ruang umum yang terdapat di dalam suatu bangunan
2. Ruang Umum Terbuka : yaitu ruang umum yang terdapat di luar bangunan
Sehingga dapat dirangkaikan pengertian batasan pola ruang umum terbuka adalah :
1. Bentuk dasar daripada Ruang Terbuka di luar ruangan
2. Dapat digunakan oleh publik (semua orang)
3. Memberi kesempatan untuk bermacam-macam kegiatan

Contoh – Contoh ruang terbuka seperti: jalan, pedestrian, taman, plaza, pemakaman, sekitar lapangan terbang dan lapangan olahraga, dll.
(Sumber: http://www.addysumoharjo.co.cc/?p=90)

Ruang Terbuka Publik di Pusat Kota dalam istilah Inggris disebut "place" berasal dari kata latin "platea" yang berarti ruang terbuka publik atau jalan yang diperlebar seperti pada "plaza" di Spanyol atau "piazza" di Italia atau kata yang lebih khusus seperti "square".

Dalam dunia arsitektur, seringkali pertimbangan arsitek hanya ada dua hal, yaitu estetika dan ekonomis. Padahal, psikologi persepsi berkembang dari psikologi tradisional dimana manusia dan lingkungan merupakan elemen dasar dan saling mempengaruhi satu sama lain melalui stimuli dan respon. Sebuah pola yang dapat menyenangkan mata dengan mudah dapat dimengerti dan selanjutnya dapat memberikan kepuasan tersendiri. Maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa psikologi arsitektur adalah studi mengenai ketertarikan manusia pada karakteristik fisik sebuah lingkungan binaan, atau studi yang melihat hubungan antara perilaku manusia dengan lingkungan sosiofisik. Itulah sebabnya mengapa diperlukan adanya campur tangan psikolog dalam dunia arsitektural. Manusia memperlihatkan diri mereka yang sebenarnya melalui bentuk-bentuk di sekeliling mereka, mulai dari bentuk ruangan, tata letak barang-barang dalam ruangan, hingga bentuk bangunan yang berfungsi sebagai hunian. Ketika seseorang mendapatkan kepuasan positif terhadap apa yang didapatkan, maka kenyamanan akan mudah terpenuhi.

Senin, 22 Februari 2010

Taman Mungil yang Indah dan Sehat

Dalam kehidupan di dunia perkotaan saat ini, wilayah pemukiman semakin tidak mencukupi, bahkan lahan kosong pun semakin berkurang. Kawasan perkotaan semakin padat dan ramai. Oleh karena itu, kehadiran taman mungil di tempat tinggal adalah solusi cocok untuk merilekskan pikiran, bersantai dari hiruk-pikuk perkotaan, dan merasakan aroma alam yang semakin sulit didapati di kawasan perkotaan.

Memiliki taman yang indah tentu saja adalah impian semua penghuni rumah, selain itu memiliki rumah yang sehat juga adalah keinginan semua orang. Rasa sejuk, alami dari taman dapat menyegarkan pikiran, menyehatkan tubuh, membuat tenang, rileks dan mengurangi stress. Menikmati hijaunya tanaman dan bunga juga membuat suasana semakin terasa menyenangkan. Dengan adanya taman, kita dapat menikmati sinar matahari pagi yang menyehatkan bagi tubuh. Selain itu, kegiatan berkebun juga mampu mengalihkan pikiran dan rasa lelah ditubuh, sehingga mengurangi stress dan menyenangkan hati.

Untuk membuat taman rumah tidak harus membutuhkan lahan yang besar. Sedikit tanah kosong di sudut rumah dapat dijadikan taman mungil yang indah di rumah anda. Anda dapat memilih desain taman yang cocok dengan gaya kepribadian anda, karena kini banyak tersedia konsep taman yang dapat disesuaikan dengan keinginan sang penghuni rumah.

Dari penelitian ditemukan bahwa memandang taman saja sudah cukup memberikan efek baik untuk kesehatan psikologi orang. Lingkungan sekitar anda dengan pemandangan taman hijau dan bunga-bunga berwarna cerah akan memberikan perasaan menyenangkan bagi yang melihatnya. Perasaan sangat rilex dapat muncul dengan mencium harum bunga dan kesegaran tanaman hijau. Udara segar dari taman rumah anda dapat membuat perasaan anda jauh lebih enak dan meringankan beban yang mungkin ada.

Dengan adanya bunga-bunga, dedaunan, dan tanaman di taman rumah anda, maka rumah and semakin indah dengan kehadiran warna-warna cantik di taman anda tersebut.

Selain itu, banyak juga hard material yang dapat mempercantik taman anda. Lampu-lampu taman dapat diletakkan di taman, bentuknya dapay disesuaikan dengan konsep taman itu sendiri, air mancur/terjun mini dan kolam ikan juga memberi kesan sejuk pada taman ada, dan dapat mernjadi terapi stress.

Selain bunga-bungaan, taman juga bisa diisi dengan tanaman-tanaman yang berkhasiat sebagai obat-obatan, dengan begitu anda dapat membuat apotek hidup ditaman anda, begitu pula dengan tanaman buah. Taman anda semakin bermanfaat dengan adanya tanaman buah, jadi anda tak perlu lagi keluar rumah untuk membeli buah yang anda inginkan.

Jangan  biarkan lahan disekitar rumah anda kosong, manfaatkan lahan kosong itu menjadi sesuatu yang cantik, bermanfaat, dan menyehatkan.


(Sumber: http://www.bestlandscaping-and-gardening.com/taman-rumah-yang-indah-dan-sehat.html)

Minggu, 21 Februari 2010

PENGANTAR ARSITEKTUR

A. JELASKAN SECARA RINGKAS ISI DARI MATA KULIAH ANDA.
Pengantar Arsitektur yang merupakan mata kuliah pokok yang paling mendasar dalam perkuliahan arsitektur adalah mata kuliah yang mempelajari tentang:

1. Kebudayaan
Bagaimana ciri khas dari budaya daerah tertentu tercermin dari arsitektural bangunan daerah atau negara tersebut dan menjelaskan bagaimana hubungan arsitektur dengan kebudayaan.

2. Fungsi
Pengantar Arsitektur mengajarkan kita untuk mengerti fungsi, karakteristik, dan makna fungsi dalam arsitektural, selain itu juga menjelaskan fungsi bangunan dan fungsi dari suatu ruang.

3. Arsitek dan Pengguna
Sebagai mata kuliah pokok dasar, Pengantar Arsitektur mengajarkan tentang apa itu arsitek, perkembangan dunia arsitektural, jenis arsitek, dan pengguna arsitek.

4. Arsitek Dalam Konteks Proyek Pembangunan
Menjelaskan secara rinci mengenai proyek dan daur hidup proyek, pelaku utama proyek, komunikasi antar pelaku proyek, arsitek sebagai peracang, dsb. Hal ini untuk melatih ketrampilan mahasiswa sejak dini sebagai bekal untuk menghadapi dunia kerja.

5. Kreativitas dan Komunikasi
Mata kuliah ini juga mengajarkan mahasiswa untuk lebih bersikap kreatif dan pandai memecahkan masalah, dengan menggunakan cara komunikasi yang baik, hal ini dikarenakan komunikasi merupakan salah satu poin terpenting dalam dunia arsitek. Bentuk komunikasi yang baik, akan menggambarkan secara tidak langsung citra visual dari hasil kreativitas sang arsitek.

6. Struktur
Struktur merupakan salah satu elemen yang tidak bisa dipisahkan dalam arsitektural, oleh karena itu dalam mata kuliah ini diajarkan mengenai struktur-struktur dasar, struktur alami maupun buatan dan hubungan antar struktur.

7. Estetika
Estetika atau Keindahan adalah salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah bangunan. Untuk mencapai titik estetika yang tinggi, perlu dimengerti unsur dan prinsip dasar dari perancangan. Mata kuliah ini menjabarkan secara detail mengenai estetika, irama, keseimbangan, pola desain, dsb yang mendukung prinsip dalam merancang.

8. Teknologi dan Seni
Dengan teknologi dan kemajuan komputerisasi maka arsitektur juga mencakupi beberapa hal dalam dunia teknologi. Mahasiswa diajarkan tentang teknologi dalam arsitektur, selain itu juga menjelaskan mengenai manfaat komputer dalam arsitektur dan penerapannya dalam dunia kuliah maupun kerja.

Sumber : http://ocw.gunadarma.ac.id/course/civil-and-planning-engineering/study-program-of-architectural-engineering-s1/pengantar-arsitektur



B. JELASKAN PENERAPAN MATA KULIAH TERSEBUT DALAM DUNIA KERJA.
Arsitektur adalah penyeimbang dan pengatur antara keindahan/estetika (venusitas), kekuatan (firmitas), kegunaan/fungsi (utilitas), dimana semua aspek memiliki porsi yang sama sehingga tidak boleh ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun psikologis.
Arsitektur adalah bidang multi-disiplin ilmu, termasuk di dalamnya adalah matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, ekonomi,sosial,politik, sejarah, filsafat, dan sebagainya. Diperlukan kemampuan untuk menyerap berbagai disiplin ilmu ini dan mengaplikasikannya dalam suatu sistematika yang integral.
Oleh karena dalam mata kuliah Pengantar Arsitektur sebagai mata kuliah paling dasar dijadikan pondasi bagi mahasiswa untuk mengetahui fungsi dan aplikasi arsitektural dalam penerapannya di dunia kerja. Pengantar Arsitektur menjadi dasar agar dalam penerapannya dalam dunia kerja, mahasiswa mengerti mengenai bentuk komunikasi yang baik dalam arsitektur dan juga penerapannya dalam pembangunan proyek. Karena dalam dunia kerja arsitektural, pemahaman tentang proyek dan struktur serta estetika juga tidak bisa dilepas karena merupakan aspek terpenting dalam arsitektur. Dengan adanya mata kuliah Pengantar Arsitektur maka kreativitas juga menjadi elemen utama dalam merancang suatu bangunan menjadi semakin diasah, karena itu penerapan mata kuliah Pengantar Arsitektur tidak hanya berada dalam satu profesi khusus saja tetapi melingkupi seluruh bidang kerja arsitektur.

Sumber : http://archipeddy.com/ess/term_ars.html

Sabtu, 20 Februari 2010

Material Bangunan

1. Paku adalah logam keras berujung runcing, umumnya terbuat dari baja, yang digunakan untuk melekatkan dua bahan dengan menembus keduanya. Paku umumnya ditembuskan pada bahan dengan menggunakan palu atau nail gun yang digerakkan oleh udara bertekanan atau dorongan ledakan kecil. Pelekatan oleh paku terjadi dengan adanya gaya gesek pada arah vertikal dan gaya tegangan pada arah lateral. Ujung paku kadang ditekuk untuk mencegah paku keluar.

2. Batu kali adalah jenis batu yang berada di sungai yang memiliki kekuatan yang cukup baik sehingga sering dipakai sebagai bahan bangunan.

3. Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.

4. Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur.

5. Kerikil ialah bebatuan kecil, biasanya batu granit yang dipecahkan. Ukuran kerikil yang selalu digunakan ialah antara 2 mm dan 75 mm. Kerikil sering digunakan dalam pembangunan badan jalan, dan sebagai batu campuran untuk memproduksi bata.

6. Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998:2). Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor panas yang jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya.

7. Kayu adalah bagian keras Tanaman yang digolongkan kepada Pohon dan Semak belukar. Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.

8. Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.

9. Triplek merupakan bagian yang sangat penting dari suatu bangunan, dari mulai membuat struktur butuh triplek, sampai ke Interior untuk partisi dan masih banyak lagi. Bahan dasar Triplek merupakan kayu.

10. Semen (cement) adalah hasil industri dari paduan bahan baku : batu kapur/gamping sebagai bahan utama dan lempung / tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk/bulk, tanpa memandang proses pembuatannya, yang mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air.

11. Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah merahan. Seiring perkembangan teknologi, penggunaan batu bata semakin menurun. Munculnya material-material baru seperti gipsum, bambu yang telah diolah, cenderung lebih dipilih karena memiliki harga lebih murah dan secara arsitektur lebih indah.

12. Batako sejenis batu bata yang dibuat dari puing-puing bahan bangunan

Ciri Arsitektur Budaya Arab

Masjid Nabawi di Madinah awalnya hanya sebuah masjid sederhana yang dibangun dengan material tanah liat; bertiang pohon kurma dan beratap pelepah pohon kurma. Itu pun lantaran di lahan hadiah beberapa penduduk anshar itu terdapat banyak pohon kurma yang sudah tua. Pondasi masjid hanya berupa cetakan tanah liat yang ditumpuk-tumpuk. Nabi sendirilah yang memimpin pembangunan masjid itu sekitar tahun 622 masehi silam.
Tata letak bangunan masjid memang sengaja dibuat mirip seperti tata bangunan rumah Nabi di Makkah, yang digunakan sebagai basis dakwah perjuangannya. Rumah Nabi di Mekkah itu berdiri di atas tanah seluas 2.500 meter firkan (persegi) yang dikelilingi oleh dinding-dinding tembok dengan bahan baku tanah liat. Sebagaimana kebiasaan bangsawan-bangsawan Arab pada masa itu, Nabi pun membuat sebuah pelataran besar di dalam lingkungan rumahnya. Pelataran itulah yang sering digunakan untuk menggelar syuro-syuro (rapat-rapat) bersama para sahabat seperjuangan.
Ketika Nabi hijrah ke Madinah bentuk seperti itu pun dijadikan sebagai pola masjid di sana. Pola itu biasanya disebut pola hypostyle. Pada sisi selatan pelataran dibuatkan portico atau serambi beratap, yang ditopang oleh tiga deret tiang dari batang pohon palm. Di sanalah Nabi sering berdiskusi membicarakan masalah-masalah keagamaan dan kenegaraan serta memimpin shalat berjamaah dengan para sahabat. Dahulu, pada sisi itu pula terdapat sebuah mimbar kayu sebagai tempat bagi nabi untuk berkhutbah. Menurut berbagai riwayat, itulah mimbar pertama yang digunakan Nabi. Malahan, mimbar itu disebut-sebut sebagai poin sentral dari Masjid Nabawi, pada masa-masa awal.
Menurut catatan para arkeolog arsitektural, masjid yang dibangun pada zaman Nabi punya beberapa karakterisrik, yakni: memiliki shahn (pelataran gedung terbuka yang dikelilingi tembok) dan portico yang sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Arab Semit, seperti yang terdapat pada sebuih kuil kuno peninggalan abad ke-2 SM. Sebagai catatan, kuil itu juga memiliki sebuah aula peribadatan berbentuk persegi panjang dengan serambi portico dan bertiang banyak.
Boleh dibilang, struktur arsitektur asli Arab (arabesque) yang digunakan Nabi dalam masjidnya itu ternyata kemudian menjadi bentuk dan struktur masjid yang disukai di dunia muslim dari masa ke masa, khususnya di kawasan Maghribi, Afrika Tengah dan Masyriqi. Elemen shahn tadi, bahkan, kemudian menjadi salah satu ciri elemen arsitektural yang cukup menonjol dalam struktur arsitektur domestik, baik bangunan-bangunan berdimensi mewah maupun sederhana dalam sejarah arsitektur dunia Islam.
Kemudian, pada masa Dinasti Umayyah berkuasa, Khalifah al-Walid memerintahkan para arsitek dan insinyur Arab melakukan perluasan dan restorasi fisik bangunan Masjid Nabi, istilah lain dari Masjid Nabawi. Walaupun pembangunan ini berskala besar, tapi khalifah tetap menghendaki agar struktur asli masjid tidak diubah: memiliki lapangan terbuka ber-portiko lengkap dengan mihrabnya.
Meski bentuk dasar aslinya dipertahankan, namun mihrab pada dinding bagian selatan (arah kiblat) akhirnya dimodifikasi melalui sentuhan kreasi tangan-tangan seniman ukir pada masa itu. Selain itu, para insinyur pelaksananya juga membangun minaret yang berfungsi sebagai tempat muazin melantunkan azan. Minaret, saat itu, dianggap sebagai unsur baru dalam arsitektur masjid.
Sepertinya, dalam melakukan modifikasi dan restorasi Masjid Nabawi, Khalifah al-Walid menggabungkan struktur arabesque dengan gaya bangunan peribadatan Byzantium. Selain itu, khalifah juga menggabungkan kamar-kamar ummahat al-mu’minin (para wanita-wanita bangsawan, baca: kepuntren, dalam konteks Jawa) sebagai bagian dari kompleks masjid. Semasa Khalifah Walid bin Abdul Malik juga dilakukan penambahan lahan seluas 2.369 meter firkan (meter persegi).
Kini, Masjid Nabawi memiliki 10 minaret (menara): masing-masing setinggi 105 meter ditambah ornamen tiang bulan sabit. Tinggi lantai dasar 12,55 m dan ruang bawah tanah setinggi 4 meter. Jumlah tiang masjid selama perluasan 2.104 tiang berdiameter 64 cm dengan jarak antartiang antara 6 meter sampai 18 meter yang membentuk serambi dan pelataran. H
ebatnya, masjid ini memiliki 27 kubah berteknologi tinggi, yang dapat dibuka secara elektrik untuk pengaturan kondisi udara alami dalam masjid. Seluruh kubah itu menaungi 18 x 18 meter firkan yang membentuk pelataran terbuka dalam masjid (tipe hipostyle). Tinggi kubah itu dari lantai atap mencapai 3,5 meter. Sedangkan dari lantai dasar 16,56 meter berdiameter 2,3 meter dan jari-jari tinggi 4 meter.
Sementara itu, pada makam Rasulullah terdapat gambar-gambar dekoratif bermotif bandul, lampu, masjid dan menara. Sambungan dekorasi ukiran kayu, marmer dan logam pada jendela, pintu, tiang, dikerjakan dengan sangat teliti dengan tingkat presisi yang sangat tinggi.
Masjid Nabawi telah mengalami banyak perluasan dan pembangunan oleh banyak penguasa. Namun, bentuk dasarnya tetap tak berubah: struktur hypostyle sebagai struktur arabesque. Struktur inilah yang dipakai masjid-masjid terkenal lain di dunia. (dari berbagai sumber).

Bangunan Tradisional

I. Jenis Rumah Gadang
Ciri-cirinya:
1. Denah berbentuk segi empat memanjang dari depan kebelakang
2. Atap berbentuk pelana atau perisai
3. Struktur atap tersusun dari kerangka kuda-kuda, untuk atap ditambah satu elemen struktur atap yaitu Jurai.
4. Pada bagian depan rumah gadang terdapat sepenggal atap miring yang disebut “Topi” atau “Dak” atau ” Markis” yang
berfungsi menahan cahaya matahari atau tampias hujan pada ruang depan yang selalu terbuka. Dak ini didukung oleh
sekor-sekor, baik yang terbuat dari kayu maupun besi.

II. Jenis Rumah Joglo
Ciri-cirinya:
1. Merupakan pengaruh dari arsitektur atau kebudayaan jawa
2. Struktur atapnya disusun oleh rangka kuda-kuda biasa, tidak mengenal batang-batang diagonal
3. Denah berbentuk bujur sangkar
4. Struktur atap tersusun dari kerangka
5. Sepenggal bagian depan dari ruang depan rumah Joglo secara keseluruhan menghasilkan dengan berbentuk bujur sangkar.

III. Jenis Rumah Bapang / Kebaya
Ciri-cirinya:
1. Atap berbentuk pelana tetapi berbeda dengan atap rumah Gadang, bentuk pelana rumah bapang adalah tidak penuh

IV. Jenis Rumah Panggung
Ciri-cirinya:
1. Bentuk rumah panggung didirikan oleh masyarakat betawi untuk mengatasi banjir, karena mereka mendirikan rumah diatas air atau diatas aliran sungai
2. Pada bagian rumah tersebut terdapat “Bala suji” atau tangga rumah, namun saat ini bala suji tidak lagi dirumah-rumah betawi
3. Bala suji secara kiasan berarti Kawasan penyejuk
4. Setelah melewati Bala suji akan terdapat Serambi depan atau Amben yang biasanya digunakan untuk menerima tamu
5. Amben kadang dipagar pembatas atau Langkan atau dibiarkan terbuka
6. Ruang tidurnya disebut Pangkeng, jaman dahulu pangkeng tidak diberi sekat, namun setelah mendapat pengaruh Belanda rumah-rumah betawi kemudian diberi ruang-ruang tidur
7. Dinding yang membatasi antara Pangkeng dan Amben disebut Grade. dinding ini terdiri dari dua buah jendela dan pintu.

V. Struktur Bangunan Betawi
1. Konstruksi rumah betawi diawali dengan Umpak, yaitu batu yang menahan beratnya Dinding
2. Pada bagian tengah kekuatan bertumpu pada Penglari dan pada bagian atas, aksentuasi konstruksi pada kuda-kuda
3. Secara garis besar sistem struktur banguan yang secara keseluruhan berbeda, unsur-unsur struktur maupun lihat dari
tata letak fungsi-fungsi atau ruang-ruangnya, pola yang dimiliki oleh rumah tradisional betawi cenderung bersifat
simetris walaupun bukan hal yang mutlak
4. Secara umum, tradisional betawi mempunyai tata ruang yang sederhana dan terdiri dari 3 kelompok yaitu Ruang depan, Tengah dan Belakang.

Minggu, 24 Januari 2010

BANGUNAN IKLIM ANTARTIKA


 Igloo adalah rumah atau tempat tinggal sementara, berbentuk kubah dan dibangun dari balok-balok salju. Walaupun igloo identik dengan tempat tinggal orang Inuit, igloo banyak dibangun orang Kanada yang tinggal di Arktik tengah dan wilayah Thule di Greenland. Salju juga digunakan sebagian orang Inuit untuk melapisi rumah yang dibangun dari tulang ikan paus dan kulit hewan. Salju cocok digunakan sebagai Insulator (bahan penyekat) dari cuaca dingin. Suhu ruangan di dalam igloo jauh lebih hangat, dan memungkinkan manusia untuk hidup walaupun suhu di luar bisa mencapai -46°C. 


Jenis Igloo

Iglo terdiri dari 3 jenis yang dibedakan menurut besar ruangan dan kegunaan:
Igloo tipe kecil untuk tempat berlindung sementara (semalam atau dua malam) yang sering dibangun pemburu sewaktu berburu di padang atau lautan es.
Igloo semipermanen berukuran sedang untuk tempat tinggal keluarga. Di dalamnya hanya terdiri dari 1 ruangan yang bisa ditinggali bersama oleh 2 keluarga. Sejumlah igloo semipermanen di suatu daerah membentuk permukiman "desa orang Inuit".
Igloo berukuran besar yang dibuat untuk kesempatan khusus. Dibangun dari igloo berukuran lebih kecil yang dirombak agar menjadi lebih besar, tapi bisa juga merupakan bangunan baru. Di dalam igloo berukuran besar terdapat 5 ruangan dan dapat menampung sampai 20 orang. Igloo berukuran besar bisa juga dibangun dari beberapa igloo berukuran kecil yang dihubungkan dengan terowongan, sehingga hanya ada satu jalan masuk untuk beberapa igloo. Di dalam igloo berukuran besar bisa diadakan pesta bersama, dansa tradisional ( musik Inuit dan Kattajaq).

Cara membuat Igloo


Salju yang mengeras akibat terpaan angin cocok untuk membangun igloo, karena terpaan angin membuat kristal es menjadi saling berpaut. Salju menjadi keras tapi masih cukup lunak untuk dipotong. Blok-blok salju dipotong dan disusun sebagai dinding. Lubang bekas galian salju dijadikan ruangan depan di dekat pintu masuk. Bagian dalam yang lebih tinggi dijadikan ruang keluarga dan ruang tidur. Terowongan kecil sering dibangun di depan pintu masuk, agar angin dari luar tidak langsung masuk ke dalam dan kehangatan dari dalam tidak lari ke luar sewaktu pintu dibuka. Salju merupakan bahan pelapis yang baik, sehingga ruangan di dalam igloo bisa dijadikan tempat tinggal yang hangat dan nyaman. Satu atau dua balok es pada dinding perlu dilepas untuk membuat jendela dan ventilasi agar ruangan dalam igloo tidak gelap ketika pintu dari balok salju ditutup.


Igloo merupakan konstruksi kubah yang unik, karena dibangun dari balok-balok yang saling menopang satu sama lainnya tanpa menggunakan struktur rangka. Bila dibangun dengan benar, bagian atap kubah igloo sanggup menahan berat satu orang yang berdiri di atasnya. Panas dari lampu tradisional Inuit yang disebut qulliq bisa melumerkan es pada bagian dalam igloo, tapi bagian es yang mencair bisa segera beku kembali dan membentuk lembaran es baru yang menambah kekuatan bangunan igloo.


Ruang tidur terletak di bagian dalam rumah yang lebih tinggi daripada ruangan yang ada di dekat pintu masuk. Bagian dalam igloo yang lebih rendah merupakan ruangan tempat udara dingin berkumpul, karena udara dingin yang mempunyai berat jenis tinggi mengalir ke bawah. Sebaliknya, udara panas yang mempunyai berat jenis rendah mengalir ke atas, sehingga ruang tidur tetap hangat bila dipasang pemanas, lampu, atau tidur dengan hanya memakai selimut.
 

BANGUNAN BERSEJARAH - KATEDRAL


 Bangunan ini terletak di kawasan Tugu Muda, tepatnya di Jalan dr. Soetomo Semarang. Saat ini bangunan terdiri atas Katedral, gedung pertemuan dan sekolah (SD Bernadus dan SMP Dominico Savio). Katedral menjadi gereja induk di wilayah Keuskupan Jawa Tengah Agung Semarang. Bangunan ini termasuk dalam kategori bangunan bersejarah yang dilindungi di Kota Semarang

Bangunan Katedral merupakan bangunan setangkup dengan facade tunggal yang berorientasi pada arsitektur barat. Kompleks bangunan didesain berbentuk segi empat dengan tiga pintu masuk, masing-masing berada di sisi Barat, Selatan dan Utara.

Seperti pada umumnya Gereja Katholik yang dibangun sebelum Konsili Vatikan II, tata letak tempat duduk jemaat memanjang ke belakang. Pondasi bangunan terbuat dari batu dengan sistem struktur dinding memikul dan ruangan yang besar bebas kolom. Sebagian dinding dilapisi batu alam, sampai hampir setengah tinggi bangunan.

Konstruksi atap adalah limasan mejemuk, yang ditutup dengan genteng. Pada puncak limasan terdapat menara yang dilapisi dengan pelat logam. Terdapat penebalan pada dinding dan membentuk parapet. Teritisan cukup lebar. Serambi terdapat pada bagian setiap entrance. Serambi ini dinaungi oleh atap yang menyatu dengan bangunan utama, dan tidak didukung oleh kolom ataupun konsol. Entrance memiliki pintu berdaun ganda dengan panel berupa kayu yang tebal. Penerangan dapat masuk ke bangunan secara langsung.

Pada lokasi Katedral ini semula dipergunakan sebagai Dienst voor Volks Gezeondheid atau Dinas Kesehatan di zaman penjajahan Belanda. Pada tahun 1926 tanah tersebut kemudian dibeli oleh pengurus gereja. Sejak itulah gedung perkantoran dirombak menjadi sebuah gereja Katholik. Gedung itu kemudian dijadikan tempat kedudukan uskup.

Desain bangunan dirancang oleh arsitek Belanda J.Th.Van Oyen dibantu konstruktor Kleiverde. Tahun 1937 diadakan pemugaran dan perluasan Katedral, seperti tertulis pada Surat Uskup Batavia tanggal 20 Desember 1937 kepada Pater P.C. yang menjabat sementara sebagai Kerk-en Armbestuur.

Pada tanggal 9 Agustus 1940 Jawa Tengah diresmikan sebagai vikarist apostolik di bawah pimpinan Mgr. A. Soegijopranoto,S.J. sebagai uskup agung pertama di Indonesia. Gereja yang memiliki nama resmi Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci kemudian berkembang menjadi Gereja Katedral.

Untuk mencapai Gereja katedral Randusari ini cukup mudah (lihat pada peta). Bila Anda kurang mengenal Kota Semarang, Anda dapat menggunakan angkutan kota/mikrolet maupun bis kota apa saja yang melewati kawasan Tugu Muda. Bila Anda berangkat dari kawasan Simpang Lima silakan naik angkot jurusan Karang Ayu – Penggaron, berhenti di lampu merah kawasan Tugu Muda. Gereja ini terletak di sebelah Selatan kawasan Tugu Muda.
 

BANGUNAN EROPA


 ini adalah salah satu bangunan di eropa, yang merupakan salah satu bangunan tertinggi disana (new york) dengan memperhatikan banguna ini terlihat jelas adanya repetisi bentuk pada menaranya. yang dibangun oleh William Van Alen (1930) yang terinspirasi dari seni kubism dan bentuk-bentuk mesin. bangunan ini merupakan gaya dari art deco yang bercirikan garis-garis geometrik licin dan dekorasi bergaya.
para arsitektur di eropa ternyata tidak bersinambung satu-sama watak. oarng-orang di eropa pada zaman-zaman awal sebelum dan selama abad-abad pertengahan, seperti bangsa-bangsa lain di seluruh dunia ketika itu (kecuali oarang-orang yunani romawi) menghayati karya-karya arsitektur dengan mental spiritualitas keagamaan dan mitologis; walaupun tidak terlalu gaib seperti manusia india kuno atau bangsa-bangsa benua lain. Namun arsitektur sebagai penghadiran simbolis makrokosmos tetaplah kita jumpai juga di dunia barat kala itu. Gedung gereja misalnya selalu diberi arti “Yerusalem Baru” selaku pengejawantahan kota.

darusalam surgawi, ialah kerajaan Tuhan. oleh karena itu kebanyakan masyarakat eropa sangat maju dalam perancangan tapak dan bangunan. seperti yang kita lihat sekarang di benua eropa ini khususya di new york merupakan area perkantoran dan banguna-bangunan yang luar biasa indahnya disana, dengan kata lain arsitektur di eropa telah mengerti bahwa bahwa seni membangun adalah seni untuk menciptakan sesuatu yang terbaik bagi para penghuni, dan juga bagi negara itu sendiri untuk menunjukan bahwa negara tersebut merupakan negara maju.

namun seperti W. Pindler berkat: “… tujuan yang telah dilahirkan dalam diri kami (masyarakat eropa) tidak bernama penyesalan, melainkan perubahan”. arsitektur modern di dunia eropa menjelang tahun 70-an dan sesudahnya mengalami kelesuan konsep dan keyakinan diri. yang membuat oarang eropa sadar, betapa keroposnya bagian-bagian penting sistem dan gaya kehidupannya. maka gaya agung arsitektur internasional semakin dirasakan kodian tak memuaskan lagi. orang mulai mencari inspirasi dan perlindungan dalam warisan -warisan kebudayaan lokal lama. bahasa “vernacular” (pribumi setempat) mendapat penghargaan lagi, dan para arsitek barat semakin ingin lepas dari “keagungan universal” kaidah-kaidah estetika yang ditahun-tahun sesudah perang dunia II menjadi pedoman umum yang digariskan oleh para master mereka, seperti walter gropius, le corbusier dan terutama mies van de rohe

BANGUNAN ALAM - RUMAH POHON

bangunan alam merupakan banguna yang sangat spesial di negara manapun, karena benguna tersebut menggambarkan kebudayaan atau ciri khas dari suatu daerah.
contohnya rumah pohon ini. rumah pohon ini merupakan salah satu bangunan alam yang menggambarkan ciri khas dari daerah tersebut. bisa dikatakan bahwa daerah yang masih menggunakan rumah pohon sebagai tempat berteduh merupakan daerah pedalaman yang belum mengenal tentang perkembangan atau peradaban sekarang ini. atau juga bisa saja daerah tersebut menyenangi dengan hidup mereka yang sekarang dan menolak untuk menganut budaya dari luar.
seperti yang ada di negara kita sendiri, sebagai contohnya di indonesia bagian timur, yaitu di daerah papua. kebanyakan hidup mereka masih sangat tradisional. tapi sangatlah unik jika kita mempelajari budaya da kehidupan mereka sehari-hari.

 

BANGUNAN ALAM - RUMAH TRULLI

ini adalah rumah-rumah trulli. yang merupakan salah satu dari bangunan alam. perhatikan struktur atap yang tediri dari tumpukan batu dengan bentuk jadinya yang konsistein. kebanyakan orang mengatakan bahwa kehadiran bangunan alam tak begitu menarik. dengan kata lain keindahaan adalah kegunaan. semakin berguna semakin indah. tetapi kita jangan terlalu cepat menyimpulkannya.
Aristoteles (384-322 SM) berpendapat bahwa tidak semua yang berguna berbentuk indah dan tidak semua yang indah harus berguna. ada tiga hal yang harus kita bedakan satu dari yang lain, walaupun ketiga hal sering saling melekat, yakni
yang berguna
yang enak
yang indah.
yang berguna dapat enak ataupun indah, tetapi tidak selau. dan sebaliknya.
oleh karena itu bangunan alam merupakan banguna yang sangat spesial di negara manapun, karena benguna tersebut menggambarkan kebudayaan atau ciri khas dari suatu daerah. 

Senin, 04 Januari 2010

TEKNOLOGI BAHAN - Precast Hollow-Core Slab

Penggunaan produk precast concrete sebagai pelat lantai, relatif sudah banyak dijumpai disini. Dengan digunakan precast maka pemakaian bekisting dan perancah akan berkurang drastis sehingga dapat menghemat waktu pelaksanaan. Salah satu produk precast untuk lantai adalah adalah precast hollow core slab.
Sistem precast hollow core slab menggunakan sistem pre-tensioning dimana kabel prategang ditarik terlebih dahulu pada suatu dudukan khusus yang telah disiapkan dan kemudian dilakukan pengecoran. Oleh karena itu pembuatan produk precast ini harus ditempat fabrikasi khusus yang menyediakan dudukan yang dimaksud. Adanya lobang dibagian tengah pelat secara efektif mengurangi berat sendirinya tanpa mengurangi kapasitas lenturnya. Jadi precast ini relatif ringan dibanding solid slab bahkan karena digunakannya pre-stressing maka kapasitasnya dukungngya lebih besar.
Keberadaan lobang pada slab tersebut sangat berguna jika diaplikasikan pada bangunan tinggi karena mengurangi bobotnya lantai. Bayangkan saja, untuk solid slab, tebal 120 mm saja maka beratnya adalah sekitar 288 kg/m2 hampir sama dengan berat beban hidup rencana untuk kantor yaitu 300 kg/m2. Padahal kontribusi kekuatan pelat hanya untuk mendukung pembebanan tetap saja (DL + LL). Bahkan karena beratnya tersebut akan menjadi penyumbang utama besarnya gaya gempa. Jadi jika berat lantai berkurang maka beban gempa rencananya juga kurang.
Dengan demikian penggunaan lantai precast yang ringan juga mengurangi resiko bahaya gempa.


TEKNOLOGI BAHAN - PRECAST WALL

Industri konstruksi semakin bergairah dengan adanya produk precast concrete yang dapat dipasang cepat dan kualitasnya sangat baik. Tidak hanya dari sisi struktur, yaitu kekuatan dan kekakuannya saja, tetapi juga dari sisi arsitekturalnya yaitu penampakan luar (keindahan). Oleh karena itu, arsitek yang berorientasi maju pasti akan memikirkan alternatif pemakaian produk precast untuk bangunan rancangannya.
Bagaimana tidak, dengan digunakannya precast maka semua komponen yang seharusnya dikerjakan di atas bangunan sehingga susah dijangkau arsitek untuk diawasi maka dapat dilakukan di bawah sehingga si arsitek dengan leluasa mengawasi kualitas produk yang akan dipasangnya. Kecuali itu, umumnya produk precast adalah untuk komponen-komponen yang berulang (repetitif) sehingga prosesnya seperti halnya industri pada umumnya, dibuat satu dulu sebagai contoh, jika memuaskan akan dikerjakan lainnya dengan kualitas yang sama.
Untuk produk precast, yang sangat berperan adalah teknology yang digunakannya. Siapa yang membuatnya. Tidak hanya perencanaannya saja yang harus bagus tetapi juga perlu pelaksanaan yang baik. Precast for finishing, yang diperuntukkan untuk keindahan, yang terlihat dari luar untuk ditampilkan, jelas lebih sulit dibanding produk precast yang sekedar untuk komponen struktur saja. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan, misalnya : ketahanan terhadap cuaca (tidak retak, keramik lepas atau berubah warna), kebocoran terhadap air hujan (teknologi karet sealant, seperti yang terpasang pada pintu mobil), presisi yang tinggi, juga detail yang benar dari takikan-takikan yang dibuat agar air yang menimpanya selama bertahun-tahun tidak meninggalkan jejak yang terlihat dari luar, juga detail sambungan dengan bangunan utamanya, bagaimana mengantisipasi deformasi bangunan yang timbul ketika ada gempa dll-nya tanpa mengalami degradasi kinerja dan lainnya.















.