Sabtu, 15 Mei 2010

KESESAKAN dan KEPADATAN

1. Apakah Kesesakan Itu?
Kesesakan memiliki hubungan dengan kepadatan (density), yaitu banyaknya jumlah manusia dalam suatu batas ruang tertentu . Makin banyak jumlah manusia berbanding luasnya ruangan, makin padatlah keadaannya.


2. Beberapa Pengertian
a. Hubungan antara Kesesakan dan Kepadatan
Kepadatan adalah ukuran jumlah orang per unit area. Dapat diterapkan untuk pengukuran dimana pun, tidak terikat. Kepadatan memiliki ciri objektif, tetapi tidak terlepas dari skala geografis. Sementara itu, kesesakkan mengacu pada pengalaman seseorang terhadap jumlah orang di sekitarnya. Berbeda dengan kepadatan yang objektif, kesesakan bukan merupakan rasio fisik, melainkan perasaan subjektif terhadap lingkungan sekitarnya.

Secara teoritis, kesesakan dan kepadatan dibedakan sebagai berikut. Stolkols (1972) menyatakan bahwa kepadatan (density) adalah kendala keruangan (spatial constraint). Sementara itu, kesesakkan (crowding) adalah respon subjektif terhadap ruang yang sesak (tight space).

Kepadatan memang merupakan syarat yang diperlukan untuk timbulnya persepsi kesesakan, tetapi bukanlah merupakn syarat yang mutlak harus ada. Misalnya pada pasar malam, atau pertunjukan bioskop, di lapangan atau tempat-tempat keramaian itu. Walaupun kepadatannya tinggi, orang tidak merasa sesak.
Kesesakan baru terjadi jika ada gangguan atau hambatan tertentu dalam interaksi sosial atau dalam usaha pencapaian suatu tujuan.

b. Kepadatan Sosial dan Kepadatan Spasial
Penelitian-penilitian membuktikan bahwa karena sifatnya yang subjektif, jenis kepadatan atau rasio jumlah orang per unit area dapat dibedakan dalam dua cara, yaitu kepadatan sosial dan kepadatan spasial. Loo (1973) dan Saegert (1974) mengemukakan bahwa pada manusia terdapat kepadatan sosial di samping kepadatan ruang/spasial.
Di sebuah ruangan pertemuan yang padat dengan pengunjung misalnya, kepadatan itu bisa disebabkan oleh persepsi bahwa ruangannya terlalu sempit untuk jumlah undangan (kepadatan ruang), tetapi bisa juga karena persepsi bahwa undangannya terlalu banyak untuk ruangan ini (kepadatan sosial).

c. Kepadatan Dalam dan Kepadatan Luar
Kepadatan dalam adalah rasio jumlah individu di dalam bangunan, sedangkan kepadatan luar adalah rasio individu dalam ruang di luar bangunan. Holahan mengklasifikasikan kepadatan sebagai berikut.
-Kepadatan pedesaan, yaitu kepadatan di dalam rumah tinggi, tetapi kepadatan di luar rendah.
-Kepadatan di pinggiran kota, yaitu kepadatan di dalam ataupun di luat rumah rendah.
-Kepadatan permukiman mewah, di kota besar, yaitu kepadatan di dalam rendah, di luar rumah tinggi.

d. Kepadatan VS Kedekatan
Kepadatan dalam dan luar dilihat para ahli sebagai usaha awal untuk pengukuran faktor lain, yaitu berapa banyak orang yang ada dan seberapa dekat keberadaan mereka.


3. Pengaruh pada Kesesakan
Faktor sosial yang mempengaruhi rasa kesesakan adalah kualitas relasi di antara orang-orang yang harus berbagi ruang tersebut. Kesesakan akan semakin terasa apabila kerumunan orang yang berada di sekitar kita tidak kita kenal. Karena itu, kesesakan yang dirasakan terkait dengan harapan seseorang atau relasi terhadap orang lain di sekitarnya.
Kesesakan juga dipengaruhi oleh jumlah dan tipe informasi yang diperoleh seseorang sebelum atau selama mengalami kepadatan tinggi. Mereka yang tidak menerima informasi sama sekali atau mendapat pesan mengenai reaksi emosional.
Tatanan ruang di dalam bangunan atau pun di luar bangunan juga mempengaruhi kesesakan. Sebuah asrama yang memiliki lorong panjang, menimbulkan kesesakan dan stres bagi penghuni dibandingkan lorong yang pendek. Tinggal di hunian bertingkat banyak menimbulkan kesesakan yang lebih besar dibandingkan dengan di hunian bertingkat rendah. Penghuni yang tinggal di lantai yang lebih tinggi tidak terlalu merasa sesak dibandingkan dengan yang tinggal di lantai bawah (Schiffenbauer, 1979). Hal ini mungkin terjadi karena lebih sedikit tamu yang menuju ke aras atau karena pemandangan dari jendela lantai atas lebih luas dan lebih terang.


4. Dampak Kepadatan pada Manusia
Pengaruh personal, sosial dan fisik dapat menyebabkan seseorang merasa sesak. Kepadatan tinggi tidak hanya menyebabkan seseorang merasa sesak, tetapi juaga menyebabkan dampak sebagai berikut.
a. Dampak penyakit dan patologi sosial atau penyakit kejiwaan. Meskipun tidak selalu kepadatan tinggi berarti meningkatnya patologi sosial.
b. Dampak pada tingkah laku sosial, yaitu agresi, menarik diri dari lingkungan sosial, cenderung melihat sisi negatif orang lain.
c. Dampak pada hasil usaha dan suasana hati. Hasil usaha yang menurun dan suasana hati yang cenderung murung.
Konsekuensi lain dari kepadatan tinggi adalah persepsi bahwa kontrol seseorang menjadi rendah karena kita harus berbagi sumber dan mengambil keputusan bersama dengan lebih banyak orang jika kepadatan meningkat.



(Sumber: ARSITEKTUR dan PERILAKU MANUSIA, karya Joyce Marcella Laurens)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.