Selasa, 31 Mei 2011

Mesjid Tua Wapauwe, Kaitetu - Ambon

Wapauwe berasal dari kata 'wapa' yang artinya 'di bawah' dan 'uwe' yang merupakan nama 'pohon mangga'. Pada awalnya mesjid ini memang didirikan dibawah sebuah pohon mangga. Mesjid tua wapauwe berdiri pada tahun 1414 di Wawane, dan sangat terkait erat dengan perkembangan islam di jazirah Hitu. Meskipun sudah berusia berabad-abad, namun mesjid ini masih digunakan sebagai tempat beribadah oleh masyarakat setempat.






Arsitektural Mesjid:
Seluruh bahan bangunan mesjid ini adalah dari batang pohon sagu dan dikonstruksi tanpa menggunakan paku. Sagu merupakan bahan pokok utama di Maluku selain beras (nasi).
Atap yang digunakan adalah atap rumbia (daun sagu) yang masih dipertahankan hingga saat ini.



Selain itu struktur kolom-kolom kayu pada mesjid ini masih sangat kokoh dan tidak terlihat lapuk pada kayu-kayu tersebut.
Karan perawatan yang baik, di dalam mesjid ini masih terdapat benda-benda bersejarah semenjak pertama kali dibangun seperti bedug, Al-Quran tulisan tangan, timbangan beras fitrah dan anak timbangan berupa batu yang beratnya 2,5 kg, dan sebuah logam berukir relief arab pada dinding mesjid. Seluruh benda peninggalan ini masih bisa difungsikan dengan baik terutama bedug.













Tambahan baru pada dalam ruangan mesjid ini adalah tempat wudhu, karpet, kipas angin, dan aliran listrik untuk penerangan
Diharapkan bangunan mesjid ini tetap dirawat dan dilestarikan untuk generasi muslim di Maluku. Perannya sebagai mesjid tertua dapat menjadi teladan bagi umat Muslim di kota Ambon. Kekokohan bangunannya pun tetap dijaga, karena bentuk bangunan dari mesjid ini sangat mencirikan bentuk bangunan mesjid asli Maluku. Begitupula dengan material konstruksinya yang menggunakan material sederhana dan asli Maluku, seperti berkonstruksi batang pohon sagu dan beratap rumbia (daun sagu yang dikeringkan).


(sumber lain: wisatamelayu.com)

1 komentar:

.